Tiga Langkah Untuk Membangun Romantisme

Marriage / 2 July 2010

Kalangan Sendiri

Tiga Langkah Untuk Membangun Romantisme

Puji Astuti Official Writer
4638

Menjadi impian setiap wanita dapat menjalani pernikahan yang penuh dengan romantisme. Namun hanya sedikit yang menyadari bahwa perkataan dan tindakan mereka menentukan terwujudnya semua itu. Kata-kata dan tindakan Anda bisa memporak-porandakan hubungan Anda dengan suami, tapi juga bisa menjadi undangan untuknya menikmati romantisme bersama Anda.

Berikut adalah tiga langkah yang dituliskan oleh Sandy Ralya, pendiri dan direktur dari Beatifull Womanhood dan penulsi buku berjudul “Beautiful Womanhood.”

Berikan kepercayaan

Daripada berusaha mengontrol suami Anda, percayalah kepdanya. Kebanyakan wanita bergumul dengan masalah dengan “terlalu mengendalikan”. Hasrat untuk mengendalikan suami adalah buah dari dosa. Dalam Kejadian 3:16, dituliskan : Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."

Kata “berahi” dalam bahasa Ibrani dituliskan dengan “tesuqah” yang artinya “keinginan untuk menguasai atau mengalahkan orang lain.”

Untuk mengatasi masalah mengendalikan dalam pernikahan Anda, seringlah instropeksi diri Anda dan tanyakan pada diri Anda sendiri : “Apakah saya berusaha untuk mengoreksi suami saya? Apakah saya berusaha untuk memerintahnya? Apakah saya berusaha mengubah dirinya?”

Ketika Anda berusaha memperbaiki suami Anda, yang Anda katakan padanya adalah, “Kamu tidak melakukannya dengan benar.” Ketika Anda memerintah dia, Anda gunakan kalimat, “Kamu ngga tahu cara melakukannya.”  Ketika Anda ingin mengubahnya, Anda berkata, “Kamu tidak cukup baik melakukannya.”

Seringkali kita berusaha membenarkan tindakan kita dengan mengatakan ingin mencoba membantu pasangan Anda. Namun motivasi sebenarnya adalah mengendalikan. Rasa ingin mengendalikan biasanya berakar dari rasa takut. Awal rasa takut adalah keegoisan, dan keegoisan membunuh romantisme.

Menghormati bukan merendahkan

Dalam usia duapuluhan tahun, harapan Sandy setiap kali meniup lilin ulang tahunnya adalah dia ingin menghormati suaminya seperti yang dikatakan dalam Efesus 5:33. Namun Sandy pun mengalami masalah untuk konsisten dengan hal yang satu ini. Dia sering menuntut suaminya untuk menunjukkan tindakan yang bisa membuatnya menghormatinya, padahal dia tahun bahwa dia seharusnya mentaati firman Tuhan untuk mengambil langkah pertama dalam menghormati suaminya. Jadi, nasihatnya adalah seperti motto merk Nike, “Just do it!”

Apa pengaruhnya penghormatan terhadap suami dengan romantisme? Penghormatan yang Anda berikan, membuat suami Anda merasa percaya diri. Ketika ia memiliki kepercayaan diri, ia merasa rileks dan merasa aman sehingga bisa membangun hubungan dengan Anda secara lebih baik. Dimana ada rasa aman, maka romantisme akan bertumbuh.

Penghargaan daripada kritikan

Memang lebih mudah untuk melihat kesalahan orang lain, daripada memberikan pujian atas sumbangsihnya. Namun dengan ucapan berupa terima kasih dan penghargaan atas bantuan suami Anda, hal itu akan lebih mengubah keadaan daripada kritikan tajam yang Anda lontarkan.

Ketika dikritik, pria merasa tidak dihargai. Dia merasa tidak diterima apa adanya, dan kemungkinan dia merasa frustrasi mencari cara untuk menyenangkan Anda.
Ubahlah kritikan Anda menjadi pujian dan penghargaan. Buatlah daftar hal-hal positif yang Anda hargai darinya dan apa yang telah ia lakukan bagi Anda. Buatlah ia merasa berharga dan Anda terima serta kasihi. Penghargaan tersebut akan menghantarkan Anda berdua kepada romantisme yang lebih dalam.

Sumber : Family Life
Halaman :
1

Ikuti Kami